Jumat, 23 September 2011

perekonomian pada masa Abu Bakar as-Siddiq

BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Islam memandang keseluruhan aktivitas manusia di bumi ini sebagai sunnatullah, termasuk didalamnya ekonomi. Ia menempatkan kegiatan ekonomi sebagai salah satu aspek penting untuk mendapatkan kemuliaan, dan karenanya, kegiatan ekonomi seperti kegiatan lainnya dikontrol dan dituntun agar sejalan dengan tujuan syariat Islam. Islam memberikan tuntunan bagaimana seharusnya beribadah kepada Tuhan, yaitu ibadah mahdhah serta bagaimana juga berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, berekonomi dan sebagainya.
Sebagai agama universal, Islam memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan manusia, maka termasuk bagaimana manusia mempertahankan hidupnya, Islam juga telah memberikan tuntunan berekonomi secara Islami. Banyak contoh yang diajarkan dalam masalah ekonomi, baik pada masa awal-awal Islamditurunkan hingga menjelang wafatnya Rasulullah SAW, yang dapat dijadikan acuan atau paling tidak sebagai perbandingan bagaimana Islam memeberikan perhatian yang cukup besar terhadap kesejahteraan umatnya tidak saja tiak saja di akhirat tapi juga di dunia.

Dalam penyusunan makalah ini, kami hanya akan menyampaikan sejarah ekonomi Islam pada masa Abu Bakar al-Shiddiq.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Siapakah Abu Bakar al-Shiddiq?
2.      Bagaimana keadaan ekonomi pada masa Abu Bakar al-Shiddiq?
3.      Bagaimana kebijakan ekonomi   pada masa Abu Bakar al-Shiddiq?


C.    TUJUAN
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan pemakalah adalah memberikan pemahan tentang:
1.      Profil Abu Bakar
2.      Keadaan ekonomi pada masa Abu Bakar al-Shiddiq
3.      Kebijakan ekonomi pada masa Abu Bakar al-Shiddiq
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Profil Abu Bakar al-Shiddiq

Nama lengkapnya adalah Abdullah Inb Abu Quhafah al- Tamimi, merupakan khilafah pertama dar khulaurrasyidin, sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW.  dan salah seorang pertama yang masuk Islam (al-sabiqun al-awwalun).[1] Abu Bakar lahir pada tahun 573 M. dari keluarga terhormat di Mekkah, dua tahun satu bulan setelah kelahiran nabi Muhammad  SAW. Masuknya Abu Bakar menjadi pengikut nabi Muhammad SAW. berpengaruh besar dalam Islam. Banyak took-tokoh Quraisy yang juga segera memeluk islam. Seperti, Ustman bin Affan, Al-Zubayr, Talhah, Abdurrahman bin Auf, Sa’d ibn Waqqas, Umaeribn Masoan, Abu Ubaidillah ibn al-Jarrah, Abdullah bin Abdul As’ad, Abu Salma, Khalid bin Sa’id dan Abi Hudhaifah bin al-Mughirah.
Abu Bakar adalah sahabat yang terpercaya dan dikagumi oleh Rasulullah SAW. ia merupakan pemuda yang pertama kali menerima seruan Rasulullah tanpa banyak pertimbangan. Seluruh kehidupannya dicurahkan untuk perjuangan suci membela dakwah Rasulullah. Rasulullah sangat menyayanginya sehingga, sering kali ia di tunjuk menjadi imam sholat. Saat Rasulullah hijrah ke Madinah, Abu bakar menyertainya. Kedekatan Abu Bakar dengan Rasulullah dalam perjuanga Islam ibarat Rasulullah dengan bayangannya.
Sampa akhir hayatnya, Rasulullah tidak menunjuk seseorang sebagai penggantinya. Sehingga, ketika beliau wafat, masyarakat Muslim mengalami kebingungan, kemudian terdapatlah golongan Muhajirin dan Anshar yang berusaha memilih penerus dan penggantinya sambil masing-masing memunculkan tokohnya. Walaupun, pada akhirnya kedua tokoh dari masing-masing golongan yang mengusulkan tersebut menolak sambil berkata, “tidak, kami tidak mempunyai kelebihan dalam urusan ini”. Dalam situasi yang semakin kritis, Umar bin Khatab dari golongan Muhajirin mengangkat tangan Abu Bakar seraya menyampaikan sumpah setia kepadanya dan membaiatnya sebagai khalifah. Sikap Umar ini, diikuti oleh Abu Ubaidillah dari golongan Anshar beserta tokoh-tokohnya yang hadir. Mereka menyatakan kerelaannya membaiat Abu Bakar sebagai khalifah. Itulah tonggak awal dari Abu Bakar menjadi seorang khalifah untuk menggantikan Rasulullah.[2]
 Dan menurut sejarah, terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah pertama setelah Rasulullah, karena ada beberapa kriteria yang melekat pada diri Abu Bakar. Yaitu, ketaatan dan keimanan beliau yang luar biasa, faktor kesenioran diantara yang lain, selain itu, faktor kesetiaan dalam mengikuti dan mendampingi Rasulullah dalam berdakwah.[3] 

B.     Keadaan Ekonomi Pada Masa Abu Bakar Al-Shiddiq

Rasulullah wafat tanpa menunjuk pengganti dalam urusan duniawi, urusan  wahyu sudah berakhir dengan wafatnya Rasulullah pada tangal 8 Juni 623 M. sementara, Islam masih belum mapan di tengah-tengah orang yang baru memeluknya, dan tidak mudah melupakan pengalama masa pra-Islam mereka. Selain itu, kondisi perekonomian, khususnya perdagangan benar-benar sangat memprihatinkan setelah peperangan sebelumnya.
Pada masa pemerintahannya yang hanya berlangsung selama dua tahun, Abu Bakar lebih banyak berkonsentrasi pada persoalan dalam Negeri. Dimana saat itu, harus behadapan dengan kelompok murtad, pembangkang zakat, dan Nabi palsu. Yang berakhir dengan keputusan untuk berperang yang kemudian dikenal dengan perang riddah, yaitu perang melawan kemutadan.[4] Mengatasi Abu Bakar bersikap tegas memerangi mereka, dengan Khalid bi Walid sebagai pimpinan utama (633 M/11 H). peperangan yang mulanya ditujukan menumpas pembangkang, berubah menjadi penaklukan ke daerah perbatasan kerajaan Persia (Sasaniah) yang kaya. Tidak dipungkiri penaklukan itu mempunyai motif ekonomi, yaitu memperoleh gahanimah. Abu Bakar melihat upaya Kahlid merupakan pemecahan ideal walau bukan satu-satunya dalam mengatasi resesi ekonomi persemakmuran Madinah. Terakhir, Khalid atas perintah khalifah, bergabung di Palestina dengan pasukan yang dipimpin oleh Amr bin ‘Ash menghadapi pasukan Romawi (Bizantium) Khalid diangkat sebagai pimpinan, lebih banyak atas pertimbangan kemampuan militernya, bukan atas perintah dari Madinah. Pasukan gabungan ini, berjumlah kurang lebih 24.00 orang, berhasil mengalahkan pasukan Romawi di Ajnadain (634 M/13 H).
Dalam dua tahun kekhalifaanyya, Abu Bakar berhasil melaksanakan tujuan utamanya, yaitu mengembalikan keutuhan pemerintah Madinah. Selain Mekkah, Madinah  dan wilyah sekitarnya yang sudah dikuasai Rasulullah, ia juga memperkokoh kekuasaan Islam di Yamamah, Bahrain, Aman serta memperluasnya dengan menaklukan Syam, dengan pengecualian dua  benteng Romawi di Casarea dan Palestina. Di akhir kekhalifaannya, ia tengah menunggu hasil ekspedisi pasukan yang dikirimnya ke Yarmuk, akan tetapi ia tidak sempat mendengar kemenangan Khalid dan pasukannya. Ia juga bersail mengislamkan suku-suku yang sebelumnya menentang Islam. Kegagalan Abu Bakar hanya terletak pada ketidak mampuannya mengahiri kemacetan perdagangan.
Untuk menjalankan pemerintahannya, Abu Bakar mengangkat Zaid bin Tsabit dan ‘Usman bin Affan sebagai sekretaris pribadi. Ia mengangkat qadhi diberbagai daerah. Yaitu; Umar bin Khathtab di Madinah, .Itab bin Usaid di Makkah, ‘Usman bin Affan di Hadramaut, Ya’la bin Umayyah di Khawlan, Mu’as bin Jabal di JUnd dan al-‘Ala bin al-Hadramiy di Bahrain. Sebagai pasuka pelaksana kebijaka eksekutif dipercyakan kepada sahabat, seperti, Abu ‘Ubaidah, ‘Umar bin al-‘Ash, Khalid bin Walid dan Syurahbil Hasanah. Penaggung  jawab baitul mal adalah Abu Ubaidah bin Jaraah.[5]






C.    Kebijakan Ekonomi Pada Masa Abu Bakar

Dalam usaha menigkatkan kesejahteraan umat Islam, Abu Bakar melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi seperti yang telah dipraktekan Rasulullah SAW. beliau sangat memperhatikan keakuratan penghitungan zakat sehingga, tidak trejadi kelebihan atau kekurangan pembayarannya. Hasil pengumpulan zakat tersebut, dijadikan sebagai pendapatan dan simpanan di baitul mal untuk langsung didistribusikan seluruhnya kepada kaum Muslimin hingga tidak ada yang tersisa.
Seperti halnya Rasulullah, Abu Bakar juga melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan, sebagian diberikan kepada kaum Muslimin dan sebagian lain tetap menjadi tanggungan Negara. Disamping itu, ia juga mengambil alih tanah-tanah dari orang-orang murtad untuk kemudian dimanfaatkan demi kepentingan Umat Islam secara keseluruhan.[6]      
Dalam mendistribusikan harta baitul mal tersebut, Abu Bakar menerapkan prinsip kesamarataan, yakni memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat Rasulullah, dan tidak membeda-bedakan antara sahabat yang terlebi dahulu masuk Isla dengan sahabat yang kemudian, antara hamba dengan yang merdeka, dan antara pria dan wanita. Menurutnya, dalam hal keutamaan beriman, Allha SWT. yang memberikan ganjarannya. Sedangkan, dalam masalah kebutuhan hidup, prinsip kesamaan lebih bai dari pada prinsip keutamaan.
Namun, yang menarik dari kepemimpinan Abu Bakar adalah ketika menjelang wafatnya, Abu Bakar melakukan kebijakan internal yaitu dengan mengemabalikan kekayaan pada Negara karena, melihat kondisi Negara yang belum pulih dari krisis ekonomi. Abu Bakar lebih mementingkan kondisi rakyatnya dari kepentingan individu dan keluarganya. Gaji yang selama masa kekhalifahaannya diambil dari Baitul Mal yang ketika dikalkulasi berjumlah 8000 dirham, mengganti dengan menjual sebagian besar tanah yang dimilikinya dan seluruh hasil penjualannya diberikan untuk pendanaan Negara.[7]
Dengan demikian, selama pemerintahan Abu bakar, harta baitu mal tidak pernah menumpuk dalam jangka waktu yang lama. Karena, langsung didistribusikan kepada seluruh umat Muslim. Umat Muslim mendapat manfaat sama dan tida seorangpunyang dibiarkan hidup dalam kemiskinan. Kebijakn  tersebut berimplikasi pada penigkatan aggregate supply  pada akhirnya menaikkan total pendapatan nasional, disamping memperkecil jurang pemisah antara oran-orang yang kaya dengan yang miskin.[8]
















BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
            Abu  Bakar adalah khalifah pertama, ia orang yang palin cepat masuk Islam (al-sabiqun al-awwalun), ia menjabat sebagai khalifa selam kurun waktu dua tahun. Kondisi perekonomian khususnya perdagangan benar-benar sangat memprihatinkan setelah terjadi peperangan sebelumnya. Abu Bakar lebih banyak berkonsentrasi pada persoalan dalam Negeri. Dimana saat itu, harus behadapan dengan kelompok murtad, pembangkang zakat, dan Nabi palsu. Yang berakhir dengan keputusan untuk berperang yang kemudian dikenal dengan perang riddah, yaitu perang melawan kemurtadan.
            Abu Bakar melaksanakan bebagai kebijakan ekonomi seperti yang telah dipraktekkan Rasulullah SAW. jadi Abu Bakar hanya meneruskan tongkat estafet dari Rasulullah SAW., dan mendirikan baitul mal.











DAFTAR PUSTAKA

Afzalurrahman. 1995. Doktrin Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT. Dhana Bakti Wakaf.
Azra, Azyumardi. 1997.  Ensiklopedi Islam. Jakarta: Mizan.
            MM, Nur Hamid. 2010.  Jejak-Jejak Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurdin, Muhammad. 2005. Tokoh-Tokoh Besar Islam.Yogyakarta: Andwa.
Yatim, Badri. 1994.  Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
            Ensiklopedi Ekonomi Islam online dalam:http://www.ekisonline.co/cc/2011/05/baitumal-pada-masa-abu-bakar-573-634-h.html 












[1] Azyumardi Azra. Ensiklippedi Islam. Jilid 1. (Jakarta: Mizan, 1997), 53.
[2] Muhammad Nurdin. Tokoh-Tokoh Besar Islam. (Yogyakarta: Andwa, 2005), 18-21.
[3] Nur Hamid MM. Jejak-Jejak Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 63.
[4]Badri Yatim.  Sejarah dan Peradaban Islam. (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1994), 36.
[6]Afzalurrahman. Doktrin Ekonomi Islam. Jilid 2. (Yogyakarta:PT. Dhna Bakti Wakaf, 1995), 320.
[7] Nur Hamid MM. Jejak-Jejak Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam., 67.
[8]Ibid., 163.

minoritas muslim di Kanada


BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang Masalah

Minoritas muslim adalah merupakan sekelompok umat muslim yang jumlahnya lebih sedikit dari pada agama lainnya, bekisar kurang dari 30%. Dibeberapa Negara umat Islam memang menjadi mayoritas, seperti halnya di Asia Tenggara.
Di Amerika Utara , khususnya di Kanada umat Islam menjadi minoritas. Namun, walau demikian Islam Mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pembawa Islam ke Negara ini adalah para imigran yang datang ke Negara ini, yaitu sekitar abad ke-19.
 
B. RUMUSAN MASALAH 
1.                              Bagaimana latar belakang masuknya Islam ke Kanada?
2.                              Seperti apa perkembangan Islam di Kanada?
3.                              Apa saja organisasi Islam yang terdapat di Kanada?



BAB II
PEMBAHASAN


  1. Mengenal Negara Kanada
 
Kanada adalah merupakan, salah satu dari tujuh Negara industri maju didunia, yang terletak di Amerika Utara. Dengan luas wilayah 9.976.186 kilo meter persegi. Kanada juga merupakan Negara kedua terluas setelah Uni Soviet. Negara ini begitu luas sehingga, dari 24 daerah waktu di dunia, enam daerah terdapat di Kanada.
Ibu kota Kanada adalah Ottawa, bahasa resmi Inggris, bentuk pemerintahan monarki konstitusional, kepala Negara Ratu Inggris yang diwakili gubernur  jendral, kepala pemerintahan perdana menteri, lagu kebangsaan O Canada.
Secara geografis Kanada berbatasan dengan samudera Atlantik di timur, samudera pasifik utara di timur, samudera Arktik di utara dan Amerika Serikat di selatan.[1] penduduk asli Kanada adalah orang Inuit dan penduduk asli Amerika lainnya. Nenek moyang mereka yang berasal dari Asia berpindah ke wilayah ini sekitar 13.000 tahun silam. Pemukiman di Eropa tiba pada tahun 1500-an. pada 1700-an orang Inggris dan Prancis berseteru untuk memperebutkan kekuasaan diwilayah ini. Sejak tahun 1867, Kanda telah memiliki pemerintahan sendiri.[2]
Kanada adalah merupakan Negara sekuler yang menghargai adanya kebebasan. Seperti yang tertuang dalam konstitusi Kanada tahun 1986 yang merupakan perbaikan pada tahun 1867, yang dengan jelas meyebutkan adanya kebebasan fundamental yang diperoleh setiap warga Negara Kanada. Dengan demikian, secara teori terlihat dengan jelas bagaimana Kanada sangat menghargai hak-hak warga Negaranya, tanpa melihat asal-usul ras, etnis maupun agama.
Di Kanada hubungan agama dan Negara tidak diatur dengan jelas. Yaitu tidak ada agama yang secara resmi milik pemerintah. Secara formal, Kanada mempunyai komitmen dengan adanya pluralitas dalam beragama. Dala, konstitusi tahun 1986 memang disebutkan tentang ”Tuhan” dengan demikian Kanada mengakui tentang eksistensi Tuhan. Akan tetapi, dalam konstitusi tersebut tidak menyebutkan agama tertentu. Akan tetapi, walaupun Kanada mempunyai agama resmi Negara, agama Kristen banyak mempengaruhi karena, agama Kristen merupakan agama mayoritas di Kanada. Salah satu contohnya yaitu, pada hari natal dan paskah, ada libur secara nasional. Selain itu, lagu kebangsaan Kanada, yaitu ’O Kanada mengandung beberapa ungkapan yang berkaitan dengan agama Kristen.[3]

Kanada digolongkan negara maju dan ekonominya tergantung terutama pada ketersediaan hasil alam yang melimpah. Ekonomi Kanada sekarang ini mendekati Amerika Serikat dengan sistem ekonomu berorientasi-pasar, pola produksi, dan standar hidup yang tinggi. Di abad terakhir, pertumbuhan luar biasa dalam produksi, pertambangan, dan sektor pelayanan telah mengubah negara ini dari ekonomi pedesaan menjadi industri perkotaan. Energi dapat dipenuhi sendiri, Kanada memiliki cadangan gas alam yang banyak di pesisir timur dan tiga provinsi barat, dan juga banyaknya sumber daya lainnya.[4]
Kanada Awalnya merupakan sebuah persatuan dengan bekas Kekaisaran kolonial Perancis dan Koloni Britania, Kanada merupakan sebuah Realm Commonwealth. Dan juga merupakan anggota pendiri PBB, Persemakmuran, dan La Francophonie.[5]
Pendidikan di Kanada disediakan, didanai dan diawasi oleh pemerintah federal, provinsi, dan pemerintah daerah. Pendidikan berada di dalam yurisdiksi pemerintahan provinsi dan kurikulum diawasi oleh pemerintahan provinsi. Pendidikan di Kanada umumnya dibagi pada pendidikan Dasar (Primary School, Public School), kemudian pendidikan Menengah (High School) dan pendidkan tinggi (Universitas, College).[6]

B.     Sejarah Masuknya Islam Ke Kanada
Masuknya Islam ke Kanada berawal dari datang para imigran muslim ke Kanada, yang dimulai pada tahun 1880 M. terutama dari Syiria Raya. Kemudian, dari imigrasi pertama ini diikuti oleh imigrasi dari Albania dan Yugoslavia setelah perang dunia I. jumlah imigran muslim meningkat pesat sesudah perang dunia II.
Pada tahun 1971, jumlah umat muslim di Negara ini hampir tidak mencapai 64.000 orang.  Pada tahun 1981 di Kanada tercatat 98.165 penduduk Kanada yang beragam Islam.[7] Namun, pada tahun 1982 jumlah umat muslim sudah mencapai 120.000 atau sekitar 0,5% dari jumlah penduduk Kanada. Dari 120.000 tersebut 40.000 berasal dari Arab, 40.000 berasal dari India (termasuk Pakistan, Bangladesh, Afrika Selatan, Guyana, Trinidad dan Fiji), 20.000 berasal dari Yugoslavia dan Albania dan sisanya yang 20.000 berasal dari berbagai latar belakang termasuk orang setempat yang masuk atau pindah ke Islam. Kebanyakan muslim di Kanada menjadi warga Negara Kanada. Selain itu, muslim di Kanada terus membaik. Karena mereka terorganisasi dengan baik, dibandingkan muslim di AS.[8]
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa islam di Kanada awalnya dibawa oleh para imigran. Dari para imigran tersebut ada beberapa alasan yang melatar belakangi para imgran muslim datang ke Kanada. Diantaranya: karena, alasan keselamatan agama dan politik, keamanan, karena, negaranya terlibat perang pada waktu itu.[9]
 
C.     Perkembangan Islam Di Kanada
Islam di kanada mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini, salah satunya disebabkan banyaknya imigran muslim yang datang kesana. Tren imigrasi telah berubah dalam beberapa dekade sebagai respons atas kebijakan pemerintah dan bagaimana hal itu telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan komunitas Muslim di Kanada. . Selain itu, karena di Negara ini sekularisme dikawinkan dengan multikulturalisme yang ditandai oleh prinsip pengakuan terhadap kelompok-kelompok minoritas. Karena itu sekularisme tidak hanya ramah terhadap agama, namun lebih dari itu, negara memberikan bantuan terhadap agama-agama minoritas. Negara tidak membatasi perkembangan agama apapun, walau mayoritas penduduk Kanada menganut agama Kristen.[10]
Perkembangan Islam yang paling pesat yaitu antara tahun 1991 dan 2001, selama kurun waktu sepuluh tahun ini umat Islam di Kanada terus meningkat. Yaitu dari 253.265 jiwa pada tahun 1991 atau sekitar 0,9% dari total jumlah penduduk Kanada,  menjadi 576.640 jiwa pada tahun 2001 atau sekitar 2,0% dari total jumlah penduduk Kanada. Dan dalam kurun waktu sepuluh tahun ini, perkembangan umat Islam perkembangannya paling pesat diantara agama-agama lain yang ada di Kanada.[11] Pada tahun 2006, populasi Muslim diperkirakan 783.700 atau sekitar 2,5%.[12]





D.  Organisasi Umat Muslim Di Kanada
Komunitas muslim di Kanada mulai terbentuk di wilayah barat, ketika masjid pertama yang bernama Al-Rashid dibangun di Edmonton, Alberta pada tahun 1938. [13] dan setelah komunitas muslim tersebut berkembang, maka umat Islam di Kanada membutuhkan wadah organisasi yang dapat menampung kegiatan sekaligus untuk menyuarakan aspirasi umat Islam yang ada di Kanada. Di Kanada ada beberapa organisasi muslim yang menghimpum kaum muslim, dan secara garis besar  komunitas muslim di Kanada direpresentasikan oleh dua organisas. Pertama, Canadian Islamic Congress (CIC), yang merupakan ”Islam Kanan” organisasi ini merupakan wadah yang mewakili kelompok ”tradisional”. Organisasi ini, banyak didukung oleh berbagai masjid yang ada di Kanada. Kedua, Muslim Canadian Congress (MCC), organisasi ini merupakan organisasi yang besifat progersif-liberal atau merupakan organisasi yang bersifat ”Islam kiri”, organisasi ini dianggap sebagai organisasi musli terbesar di Kanada, dan organisasi ini mengklaim mewakili 70% muslim di Kanada.[14]
Selain dua organisasi diatas ada beberapa organisasi umat muslim lainnya yaitu:
·        The Canadian Council for American-Islamic Relations (CAIR-CAN). Organisasi ini didirikan pada tahun 2001, dan organisasi ini banyak berkiprah terhadap pembelaan hak asasi manusia.
·        The Canadian Society of Muslim (CSM). Organisasi ini, bertempat di Ontorio, dan sudah ada sejak tahun 1960-an, tetapi baru menjadi organisasi resmi pada tahun 1980. Tujuan dari organisasi ini adalah untuk mempromosikan suatu pengertian budaya Islam, dengan pendekatan ilmiah melalui riset dan kegiatan lain.
·        The Canadian Muslim Lawyers Association. Organisasi ini terbentuk karena, faktor kesamaan profesi.
·        Canadian Muslim Women. Yaitu organisasi yang terbentuk karena, faktor kesamaan gender.[15]
·          Islamic Society of North America (ISNA). Organisasi didirikan pada tahun 1982, Tujuan ISNA adalah untuk menjadi organisasi Islam teladan dan pemersatu di Amerika Utara, yang memberikan kontribusi kepada perbaikan masyarakat Muslim dan masyarakat pada umumnya. ISNA adalah suatu asosiasi organisasi-organisasi Islam yang mendukung masyarakat Muslim mengembangkan program-program pendidikan, sosial dan membina hubungan baik dengan masyarakat agama lain, serta organisasi sipil dan pelayanan. ISNA berada di bawah payung perusahaan: Muslim Student Association (MSA), Amerika Utara Islam Trust (Nait), Kanada Islam Trust (CIT; mitra Nait di Kanada), Muslim Community Association (MCA), American Muslim Sosial Ilmuwan (AMSS), Amerika Ilmuwan dan Insinyur Muslim (AMSE), Islamic Medical Association (IMA), Islamic Pengajaran Center (ITC), Pemuda Muslim Amerika Utara (Myna) dan Yayasan Pembangunan Internasional (FID).[16]
·         The Islamic Circle of North America (ICNA). ICNA adalah organisasi Islam yang secara formal berdiri pada 1971, namun telah mulai beraktivitas sejak 1968. ICNA dibentuk oleh imigran Muslim dari Asia Selatan-Pakistan dan India. Organisasi ini lebih konservatif dibandingkan ISNA. Organisasi ini, didirikan untuk mendukung masyarakat Muslim di Amerika Utara.[17]
·          Naseeha yaitu, Sebuah kelompok pemuda minoritas Islam di Kanada melakukan manuver yang baik sekali, untuk turut berkiprah memperbaiki problematika sesama mereka yang hidup di tengah budaya hedonis di negaranya.Mereka meluncurkan program dengan nama 1-866-Nasheeha, berisi bantuan bagi kaum Muslimin di Barat yang menghadapi kesulitan dalam mengimplementasikan nilai Islam di masyarakat Barat.[18]









BAB III
PANUTUP

SIMPULAN
Kanada adalah merupakan Negara yang terletak di Amerika Utara. Negara ini, adalah merupakan Negara terluas kedua setelah Uni Soviet. Dan di Negara ini, mayoritas penduduknya adalah beragama Katolik. Sehingga umat muslim disana menjadi kelompok minoritas.
Islam masuk ke Kanada diperkirakan pada abad ke-19. agama Islam ini, dibawa kesana (Kanada) oleh para imigran dari berbagai Negara terutama dari Timur Tengah. Ada beberapa alasan mengapa para imigran ini melakukan migrasi ke Kanada. Diantaranya: karena, alasan keselamatan agama dan politik, keamanan, karena, negaranya terlibat perang pada waktu itu.
Kemudian, Islam di Kanada mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satunya karena, banyaknya imigran muslim yang datang ke Kanada. Perkembangan umat Islam yang cukup signifikan dapat dilihat antara tahun 1991 sampai 2001 yaitu dari 253.265 jiwa pada tahun 1991 atau sekitar 0,9% dari total jumlah penduduk Kanada,  menjadi 576.640 jiwa pada tahun 2001 atau sekitar 2,0% dari total jumlah penduduk Kanada. Perkembangan umat Islam selama kurun waktu 10 tahun ini merupakan perkembangan yang paling pesat, dibandingkan perkembangan agama lainnya di Kanada.
Selain itu, di Kanada juga terdapat beberapa organisasi muslim secara garis besar organisasi muslim di Kanada yaitu, Canadian Islamic Congress (CIC), yang merupakan ”Islam Kanan” organisasi ini merupakan wadah yang mewakili kelompok ”tradisional”. Muslim Canadian Congress (MCC), organisasi ini merupakan organisasi yang besifat progersif-liberal atau merupakan organisasi yang bersifat ”Islam kiri”. Dan oraganisasi lainnya yag terdapat di Kanada yaitu, The Canadian Council for American-Islamic Relations (CAIR-CAN), The Canadian Society of Muslim (CSM), The Canadian Muslim Lawyers Association, Canadian Muslim Women, Islamic Society of North America (ISNA), The Islamic Circle of North America (ICNA) dan Naseeha.





DAFTAR PUSTAKA



M. ali Kettani. Minoritas Muslim: Di Dunia Dewasa Ini. Penerjemah, Zarkowi Soejoeti. Jakarta: PT. Raja
           Grafindo Persada, 2005 

Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 8. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1990.

Ensiklopedi Pengetahuan Populer. Jilid 3. (Jakarta: PT. Lentera Abadi, 2008)

M. Hamdan Basyar. Dalam PDF Minoritas Muslim di Kanada. Bab III




http://fuui.wordpress.com/2008/03/11/remaja-minoritas-muslim-kanada-luncurkan-program-konsultasi-sislam/

http://koran.republika.co.id/koran/0/126274/Geliat_Organisasi_Islam_di_Amerika




























[1] Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 8. (Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1990), 106.
[2] Ensiklopedi Pengetahuan Populer. Jilid 3. (Jakarta: PT. Lentera Abadi, 2008),100.
[3] M. Hamdan Basyar. Dalam PDF Minoritas Muslim di Kanada. Bab III. Hal  38-40.
[6] Ibid.
7  M. Ali Kettani. Penerjemah, Zarkowi Soejoeti. Minoritas Muslim: Di Dunia Dewasa Ini. (Jakarta: PT.  Raja Grafindo Persada, 2005), 299-300.
8 M. Hamdan Basyar. Dalam PDF Minoritas Muslim di Kanada. Bab III., 52.
.
[11] M. Hamdan Basyar. Dalam PDF Minoritas Muslim di Kanada. Bab III. , 46.
[13] M. Hamdan Basyar. Dalam PDF Minoritas Muslim di Kanada. Bab III., 51.

[14] M. Hamdan Basyar. Dalam PDF Minoritas Muslim di Kanada. Bab III., 53.
[15] Ibid., 54.